Hari Pertama Sekolah

Saya waktu pertama kali mendapat kabar bahwa saya telah lulus pemilihan, saya sangat merasa tidak sabar dan senang untuk merasakan pengalaman baru di sekolah baru.
 Dan benar saja, saya mendapat pengalaman baru bahkan saat saya belum lulus SD. Saya saat itu sedang berjalan-jalan ke luar kota, tiba tiba saya mengecek internet dan mendapat kabar bahwa COVID-19 telah masuk ke Indonesia, Awalnya sih saya tidak kaget karena pada saat itu saya meremehkan virus ini, Saya terkaget-kaget setelah mengetahui virus ini keluar. Saat besoknya saya datang ke sekolah, saya melihat seluruh murid di kelas memakai masker semua.

Tak lama kemudian, muncul berita bahwa kita akan dikarantina selama 14 hari. Saat 14 hari sudah lewat, ternyata keadaan dan situasi virus ini memburuk. Pada saat itu saya sangat berharap kalau saat SMP pandemi virus ini akan selesai, Ternyata tidak.

Perpisahan saya saja saat itu hanya memakai zoom, saya tidak merasakan rasa terharu sama sekali, rasanya seperti makan nasi mentah-mentah! Beberapa minggu kemudian, Ibu saya bilang bahwa saya akan masuk sekolah lagi pada tanggal 13 Juni, Saya merasa senang tetapi kesenangan saya memudar lagi setelah ibu saya bilang kalau sekolah saya tetap lewat dunia virtual/internet.

Hari dan hari berlalu, tibalah hari pertama masuk sekolah yang paling membosankan. Yang saya harapkan dari hari pertama sekolah saya di Labschool ini adalah sesuatu yang asik, ternyata tidak. Semuanya berada di luar ekspektasi menakjubkan saya, saya bangun dari kasur pagi-pagi, saya mengecek hape saya, tidak ada apa-apa yang menarik, lalu saya pergi ke kamar mandi untuk siap-siap sekolah. Sesudahnya saya memakai seragam baru saya (Yang pasti akan lebih keren kalau dipakai ke sekolah offline), lalu saya menyalakan laptop saya dan berpikir bahwa mungkin ini akan menjadi sedikit seru. Ya benar saja sih ini seru, tapi sensasi jauh lebih tidak asik dibandingkan dengan sekolah offline, saya sangat kecewa dengan ini.

Saya tidak menemukan apa-apa yang menarik sejauh itu, pada saat itu saya masih agak mengantuk dan tidak mengerti apa yang harus saya lakukan, pada saat itu saya bosan dan saya membuka fitur chat.. kalau tidak salah waktu itu saya menulis "Hi", percakapan dimulai disitu, saya bahagia dan kecewa pada waktu yang sama dikarenakan saya tidak dapat berbicara dengan mereka secara offline. Saya hanya berbicara dengan mereka melalui teks.

Hari dan hari, minggu dan minggu, bulan dan bulan telah lewat. saya mulai beradaptasi dengan keadaan dan kondisi seperti ini, walaupun saya tetap merasa kecewa dan kesal, saya harus tetap sabar dan sabar karena mungkin kondisi ini akan selesai pada saat januari. Itulah yang dikatakan kepala sekolah kita Pak Asdi...

Selesai (Saya tidak tahu harus menulis apa, saya hanya menumpahkan imajinasi saya ke keyboard saya..)

 
 

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

memBaca cepat tugas BTIK

Tugas BTIK: Digilabs